4 Cara Mengatasi Gigi Bertumpuk Pada Anak

penanganan gigi bertumpuk

Klinik gigi OMDC sering menemui kasus gigi bertumpuk pada anak, yang tidak hanya mempengaruhi estetika gigi mereka tetapi juga berpotensi mengganggu fungsi pengunyahan dan kesehatan gigi secara keseluruhan. Penyebab kondisi ini bisa sangat bervariasi, mulai dari faktor genetik yang mempengaruhi ukuran gigi dan rahang, pertumbuhan gigi yang tidak normal, hingga kecelakaan yang menyebabkan pergeseran gigi. 

Nah, dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang apa saja faktor yang memicu gigi bertumpuk pada anak dan dampak yang ditimbulkannya terhadap kesehatan mulut mereka. Pemahaman ini penting agar kita dapat mengidentifikasi dan mengatasi masalah ini sejak dini, demi masa depan senyum yang sehat dan indah bagi anak-anak kita.

Penyebab Gigi Bertumpuk Anak

Gigi bertumpuk bisa terjadi karena beberapa hal. Dan kebanyakan darinya adalah faktor alami yang tidak perlu dikhawatirkan. Lantas apa saja penyebabnya? Mari kita cari tahu

Pertumbuhan Gigi Tidak Normal

Pertumbuhan gigi yang tidak normal, atau maloklusi, adalah kondisi di mana gigi tidak tumbuh dengan susunan yang seharusnya. Dalam banyak kasus, ini melibatkan gigi yang tumbuh berjejal, tumpang tindih, atau bergeser dari posisi idealnya dalam rahang. 

Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti ukuran rahang yang tidak proporsional terhadap ukuran gigi, kebiasaan buruk seperti mengisap jempol, atau hilangnya gigi susu lebih awal dari jadwal. Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi penampilan tetapi juga bisa mengganggu fungsi pengunyahan dan kesehatan gigi secara keseluruhan.

Pertumbuhan Gigi Berlebih (Hiperdonsia)

Hiperdonsia adalah kondisi langka di mana seseorang memiliki lebih banyak gigi daripada yang normal. Biasanya, anak-anak memiliki 20 gigi susu dan orang dewasa memiliki 32 gigi permanen. Pada individu dengan hiperdonsia, gigi tambahan, yang dikenal sebagai gigi supernumerary, bisa tumbuh di berbagai area rahang. 

Gigi tambahan ini bisa muncul dalam berbagai bentuk dan ukuran, dan seringkali tidak teratur atau tidak berfungsi. Gigi tambahan ini bisa menyebabkan masalah estetika dan fungsional, seperti mengganggu pertumbuhan gigi normal, menyebabkan kepadatan, atau mengganggu gigitan yang sehat.

Faktor Genetik

Faktor genetik memainkan peran penting dalam pembentukan struktur gigi dan rahang. Struktur gigi, termasuk ukuran dan bentuknya, seringkali diturunkan dari orang tua ke anak. Jika orang tua memiliki gigi yang besar atau rahang yang relatif kecil, kemungkinan besar anak juga akan memiliki kondisi serupa. 

Ini dapat menyebabkan ruang yang tidak memadai di rahang untuk menampung semua gigi, mengakibatkan gigi bertumpuk atau tumbuh berjejal. Selain itu, variasi genetik dalam pertumbuhan rahang dan gigi dapat memengaruhi cara gigi tumbuh dan mengatur diri di dalam mulut, yang lebih lanjut dapat menyebabkan gigi bertumpuk​​​​.

Kehilangan Gigi Susu Terlalu Dini

Gigi susu, yang juga dikenal sebagai gigi sulung, berperan sebagai panduan untuk pertumbuhan gigi permanen. Ketika gigi susu hilang terlalu dini, karena kecelakaan atau karies gigi, ini dapat mengganggu panduan alami ini. 

Hilangnya gigi susu dapat menyebabkan gigi permanen yang tumbuh kemudian tidak memiliki panduan yang tepat dan dapat tumbuh di posisi yang salah atau bertumpuk. Selain itu, gigi yang berdekatan mungkin bergerak ke ruang kosong, mengurangi ruang yang tersedia untuk gigi permanen yang tumbuh, sehingga memperburuk masalah penumpukan gigi​​​​.

Rahang Sempit

Rahang yang sempit merupakan salah satu penyebab utama gigi bertumpuk pada anak-anak. Kondisi ini, sering kali bersifat genetik, terjadi ketika ruang dalam rahang tidak mencukupi untuk menampung semua gigi yang tumbuh. 

Akibatnya, gigi-gigi baru yang tumbuh terpaksa mencari ruang di rahang yang sudah penuh, menyebabkan mereka berjejal dan tidak teratur. Dalam beberapa kasus, perbedaan antara laju pertumbuhan gigi dan gusi juga memperparah kondisi ini, membuat gigi tidak bisa tumbuh sejajar dan rapi.

Efek Samping Gigi Bertumpuk Pada Anak

Selain masalah estetika, gigi bertumpuk juga mempengaruhi kinerja dan kesehatan gigi kita. Mari simak mengapa kita tidak boleh membiarkan gigi bertumpuk pada anak.

Masalah Gigitan

Gigitan yang tidak seimbang pada anak-anak, yang dikenal sebagai maloklusi, dapat mengganggu cara gigi bertemu saat rahang ditutup. Overbite, di mana gigi depan atas menonjol jauh di atas gigi bawah, dapat menyebabkan aus yang berlebih pada gigi bawah dan mungkin mempengaruhi estetika senyum. Underbite, dengan gigi bawah menonjol di atas gigi atas, bisa menyebabkan kesulitan dalam mengunyah dan berbicara. Open bite, di mana gigi depan atas dan bawah tidak bertemu, dapat menyulitkan proses menggigit makanan secara efektif. Crossbite dapat menyebabkan aus gigi yang tidak merata dan masalah pada sendi rahang​​.

Masalah Makan dan Berbicara

Maloklusi atau gigi bertumpuk dapat mengganggu fungsi normal mulut, mempengaruhi kemampuan anak untuk makan dan berbicara dengan benar. Gigi yang tidak sejajar bisa membuat sulit mengunyah makanan, menyebabkan anak menghindari jenis makanan tertentu atau mengalami masalah pencernaan karena tidak mengunyah makanan dengan baik. Kesulitan berbicara juga bisa muncul, terutama jika gigi yang tidak teratur mempengaruhi posisi lidah atau cara bibir menutup, mengubah cara bunyi diucapkan. Hal ini bisa berdampak pada kepercayaan diri anak dan interaksi sosialnya​​.

Kerusakan Gigi dan Penyakit Gusi

Gigi bertumpuk dapat menyebabkan penumpukan plak dan sisa makanan di area yang sulit dijangkau, meningkatkan risiko kerusakan gigi dan penyakit gusi. Plak yang tidak dibersihkan dapat mengeras menjadi tartar, menyebabkan inflamasi pada gusi (gingivitis) yang jika tidak diobati bisa berkembang menjadi periodontitis, suatu kondisi yang lebih serius. Periodontitis bisa merusak jaringan lunak dan tulang yang mendukung gigi, menyebabkan gigi goyang atau hilang. Penyakit gusi juga telah dikaitkan dengan masalah kesehatan sistemik lainnya, termasuk penyakit jantung dan diabetes.

Masalah Sendi Rahang:

Gigi bertumpuk dapat mempengaruhi cara gigi bertemu saat mulut ditutup, dikenal sebagai oklusi. Oklusi yang tidak tepat dapat menimbulkan tekanan berlebih pada sendi rahang (sendi temporomandibular atau TMJ), menyebabkan gangguan sendi temporomandibular (TMD). TMD dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan di sekitar rahang, telinga, dan otot wajah. Selain itu, mungkin ada kesulitan atau rasa sakit saat membuka mulut atau mengunyah, dan terkadang disertai suara klik atau mengunci saat membuka atau menutup mulut. Pengobatan yang tepat dan tepat waktu untuk gigi bertumpuk dapat membantu mencegah atau mengurangi masalah ini.

Penangan Mengatasi Gigi Bertumpuk

Palatal Expander

Palatal expander merupakan alat ortodontik yang digunakan untuk melebarkan lengkung rahang atas, terutama pada anak-anak. Alat ini sangat efektif karena pada usia anak-anak, tulang rahang masih dalam fase pertumbuhan dan mudah diubah bentuknya. Palatal expander ditempatkan di langit-langit mulut (palatal) dan bekerja dengan menerapkan tekanan lembut pada kedua sisi rahang atas. 

Tujuannya adalah untuk memperluas ruang di rahang atas, sehingga memberikan ruang lebih bagi tumbuhnya gigi yang berjejal atau bertumpuk. Proses ini membantu dalam mengoreksi masalah gigi yang bertumpuk dan juga memperbaiki bentuk wajah. 

Palatal expander biasanya digunakan selama periode tertentu yang ditentukan oleh dokter gigi atau ortodontis, dan penyesuaian rutin diperlukan untuk memastikan efektivitas alat ini dalam meratakan gigi. Penggunaannya paling efektif pada anak-anak berusia antara 7-8 tahun dan biasanya memakan waktu sekitar 2-3 bulan untuk menunjukkan hasil yang signifikan.

Dental Contouring

Dental contouring, atau yang juga dikenal sebagai reshaping gigi, merupakan prosedur kosmetik yang digunakan untuk memperbaiki tampilan gigi yang bertumpuk atau tidak rata. Prosedur ini melibatkan pengikisan dan pembentukan kembali lapisan luar gigi, yaitu enamel, untuk menciptakan penampilan yang lebih seimbang dan harmonis. Dental contouring efektif untuk perbaikan kecil, seperti menghilangkan ketidakrataan pada gigi atau mengubah bentuk gigi yang sedikit berbeda. 

Prosedur ini relatif cepat dan tidak menyakitkan, seringkali memerlukan satu kunjungan ke dokter gigi saja. Namun, hanya jumlah kecil enamel yang dapat dihilangkan, sehingga hanya cocok untuk penyesuaian kecil. Dental contouring dapat meningkatkan estetika gigi dengan mengurangi tumpang tindih ringan dan memperbaiki bentuk gigi. 

Penting untuk dicatat bahwa prosedur ini tidak mengubah posisi gigi secara keseluruhan dan paling baik digunakan untuk koreksi kecil yang tidak memerlukan perawatan ortodontik ekstensif. Dokter gigi akan menilai kondisi gigi dan memutuskan apakah dental contouring adalah pilihan yang tepat.

Space Maintainer

Space maintainer adalah alat ortodonti yang dirancang untuk ‘menjaga ruang’ bagi gigi permanen pada anak-anak ketika gigi susu (gigi bayi) hilang lebih awal dari waktunya. Kehilangan gigi susu lebih awal ini dapat menyebabkan gigi di sekitarnya bergeser ke ruang kosong, yang dapat menghalangi gigi permanen di bawahnya untuk tumbuh pada posisi yang benar. Space maintainer dibuat secara khusus dari logam atau akrilik dan bisa bersifat lepasan atau tetap. 

Desain dan pemasangannya yang tepat sangat penting dan memerlukan pemahaman yang mendalam tentang perkembangan gigi anak. Dengan menjaga ruang tersebut, alat ini membantu memastikan gigi permanen memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh dengan sejajar, mendukung pengembangan gigitan yang tepat dan set gigi yang sehat dan sejajar.

Pencabutan Gigi

Pencabutan gigi pada anak mungkin direkomendasikan ketika gigi susu menghalangi erupsi atau penyelarasan gigi permanen yang sebenarnya. Intervensi ini umumnya dipertimbangkan ketika gigi susu tidak tanggal pada waktunya, menciptakan risiko ketidaksejajaran atau penumpukan pada gigi permanen yang sedang tumbuh. 

Prosedur ini harus dilakukan dengan presisi, mempertimbangkan anatomi dan tahap perkembangan gigi anak. Setelah pencabutan, dokter gigi mungkin merekomendasikan space maintainer untuk mencegah gigi di sekitarnya bergeser ke dalam celah, memastikan gigi permanen memiliki cukup ruang untuk tumbuh dengan benar. Tujuannya adalah untuk memfasilitasi perkembangan dan penyelarasan normal gigi permanen, mempromosikan gigitan yang fungsional dan susunan gigi yang harmonis.

Leave a Reply